MAKALAH
“Perkembangan Kurikulum di Indonesia”
Diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pengembangan Kurikulum”
Disusun
Oleh:
Syelvyana
Rosida D07209019
Dosen
Pembimbing :
Chairati Saleh, S.Ag.,M.Ed.
JURUSAN
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puja dan puji
syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Pengembangan Kurikulum yang berjudul “Perkembangan Kurikulum di Indonesia”.
Keberhasilan
tugas makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami
sampaikan terima kasih kepada Bu Chairati
Saleh, S.Ag.,M.Ed., selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang
telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan tugas yang lain.
Penulis
25 Oktober 2011
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………..………i
DAFTAR
ISI…………………………………………………..………………..ii
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................1
- Latar Belakang........................................................................................
- Rumusan Masalah...................................................................................
- Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
- Kurikulum 1947................................................................................
- Kurikulum 1952...................................................................................
- Kurikulum 1968.....................................................................................
- Kurikulum 1975..................................................................................
- Kurikulum 1984...........................................................................
- Kurikulum 1994............................................................................
- Kurikulum 2004.....................................................................................
- Kurikulum 2006............................................................................................
BAB III PENUTUP
- Kesimpulan…………………………..……….……………………
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………….
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu sistem yang melibatkan banyak unsur
dalam proses pelaksanaannya. Semua unsur tersebut saling berkaitan hingga
terbentuk suatu kesatuan sistem yang menentukan keberhasilan dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang telah di tetapkan. Masing-masing unsur pendidikan
memiliki peranan tersendiri dalam prosesnya. Salah satu unsur penting dalam
pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum adalah
sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajarai oleh siswa untuk
memperoleh sejumlah pengetahuan (Hamalik, 2003: 16). Menurut nasution (1999: 5)
kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar apakah
dalam ruangan kelas, dihalaman sekolahataupun diluar sekolah termsuk kurikulum.
Menurut saya dari setiap perubahan kurikulum
pendidikan telah menunjukkan perbaikan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya.
Namun hal itu tidak dibarengi dengan kemajuan kompetensi siswa yang dimiliki.
Hal ini terbukti dari posisi negara kita dalam tingkat kemajuan pendidikan
masih kalah jauh dengan negara tetangga yang secara geografis negara kita lebih
luas. Logikanya semakin luas, jumlah penduduk pun semakin banyak, otomatis
bannyak bakat-bakat yang terdapat dalam setiap individu-individu bangsa
Indonesia. Menurut Okta (2007), Secara peringkat. Berdasarkan dalam laporan
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation
Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada
Kamis (29/11/07) menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun
dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Mau tidak mau, itu
menggambarkan bahwa kualitas pendidikan kita pun semakin dipertanyakan. Sebab,
tingkat pendidikan Indonesia kian melorot. Kurikulum di Indonesia mengalami perubahan sebanyak 7
kali yaitu pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975,
1984, 1994, 2004, 2006.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana perkembangan kurikulum di Indonesia ?
2.
Ciri-ciri kurikulum tahun 1947 sampai tahun 2006 di Indonesia ?
3.
Kelebihan dan kekurangan kurikulum tahun 1947 sampai tahun 2006 Indonesia ?
C. Tujuan
Setelah
membaca makalah ini diharapkan dapat mengetahui dan memahami:
1.
Perkembangan kurikulum di Indonesia
2.
Ciri-ciri kurikulum tahun 1947 sampai tahun 2006
3.
Kelebihan dan kekurangan kurikulum tahun 1947 sampai tahun 2006
BAB II
PEMBAHASAN
Di Indonesia mengalami perubahan kurikulum sebanyak 7 kali yaitu
pada tahun 1947, 1952, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006. Menurut (dari di
internet) negeri kita hanya mampu menjadi bangsa “penjual” tenaga kerja murah
di negeri orang. Disimpulkan betapa gagalnya dunia pendidikan di negara kita
ini yang telah gagal dalam melahirkan tenaga-tenaga yang berkualitas yang mampu bersaing dalam
dunia kerja, walaupun kurikulum telah mengalami perubahan sebanyak 7 kali, atau
bisa disebut berkali-kali.
Hal ini juga diungkapkan oleh Prof. Aleks Maryunus
guru besar Universitas Negeri Padang menyebutkan bahwa “selama ini sibuk
mengurusi dan membenahi dokumen tetulisnya saja”. Menurutnya perubahan
kurikulum di negara kita lebih menitikberatkan pada perubahan konsep
tertulisnya saja berupa buku-buku pelajaran dan silabus saja tanpa mau
memperbaiki proses pelaksanaannya di tingkat sekolah. Sedangkan proses dan
hasilnya tak pernah mampu dijawab oleh kurikulum pendidikan kita.
1. Kurikulum 1947
Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang
diberi nama Rentjana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan
kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam
psoses perjuangan merebut kemerdekaan.
Ciri-ciri kurikulum 1947 :
- Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
- Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran.
Kelebihan dari kurikulum 1947 :
- lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
Kekurangan dari kurikulum 1947 :
- kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang.
2. Kurikulum 1952
Pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami
penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
Ciri-ciri
kurikulum 1952 :
- Setiap pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
- Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/ artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah.
Kelebihan dari kurikulum 1952 :
- Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.
Kekurangan
dari kurikulum 1952 :
- Masih kurangnya tenanga pengajar.
- Tidak didukung dengan fasilitas yang memadai.
3. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 ditandai dengan pendekatan
peng-organisasian materi pelajaran dengan pengelompokan suatu pelajaran yang
berbeda, yang dilakukan secara korelasional (correlated subject curriculum).
Ciri-ciri
kurikulum 1968 :
- Mata pelajaran yang dikolerasikan dengan mata pelajaran yang lain, walaupun batas demokrasi antar mata pelajaran masih terlihat jelas.
- Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II, dan disederhanakan menjadi dua jurusan, yaitu Sastra Sosial Budaya dan Ilmu Pasti Pengetahuan Alam (PASPAL).
- Menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
Kelebihan dari kurikulum 1968 :
- Bertujuan pada pembentukan manusia Pancasila Sejati.
- struktur pendiddikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kekurangan dari kurikulum 1968
:
- Muatan materi masing-masing mata pelajaran masih bersifat teoritis dan belum terikat erat dengan keadaan nyata dalam lingkungan sekitar.
4. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai
pengganti kurikulum 1968 yang
melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manajemen.
Menurut Mudjito (dalam Dwitagama: 2008) Zaman ini dikenal
dengan istilah satuan pelajaran yaitu pelajaran setiap satuan bahasan.
Ciri-ciri
kurikulum 1975 :
- Metode materi dirinci pada Prosedur Pengembangan Sistem Instruksi (PPSI).
- Setiap satuan dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan intruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Kelebihan dari
kurikulum 1975 :
- Menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efisien dan efektif.
- Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
- Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
Kekurangan dari
kurikulum 1975 :
- Kurikulum 1975 banyak dikritik.
- Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah
tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN
1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari
kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itula pada tahun 1984 pemerintah
menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.
5. Kurikulum 1984
Kurikulum
1984 ini juga sering disebut
dengan kurikulum 1975 yang disempurnakan.
Ciri-ciri
kurikulum 1984 :
- Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
·
Mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan itu penting.
·
Posisi
siswa ditempatkan sebgai subyek belajar. Dari mengamati sesuatu,
mengelompokkan, mendiskusikan,hingga melaporkan.
Kelebihan dari kurikulum 1984 :
·
Mengusung proses skill approach.
- Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya.
Kekurangan dari kurikulum 1984 :
·
Kurang memperhatikan
muatan (isi) pelajaran.
6.
Kurukulum 1994
Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses
pembelajaran menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori
belajar mengajar dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini
terjadi karena berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya
ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi (isi)
pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai
mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran
yang cukup banyak.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum
1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Ciri-ciri kurikulum 1994 :
- Adanya perubahan dari sistem semester ke sistem caturwulan.
- Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
- Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
- Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan penyelidikan.
- Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
- Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
Kelebihan dari
kurikulum 1994 :
- Adanya perubahan dari sistem semester ke sistem caturwulan.
- Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
- Guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
Kekurangan dari kurikulum 1994 :
· Beban belajar siswa
terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi
setiap mata pelajaran.
· Materi pelajaran
dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan
berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi
kehidupan sehari-hari.
7.
Kurikulum 2004
Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada
seperangkat kurikulum. Salah satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah
guna meningkatkan mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum.
Kurikulum 1994 disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural
dalam pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi
logis dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.
Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa,
penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan
dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik
beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan
standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta
didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan
untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat
peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan
dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
Ciri-ciri kurikulum 2004 :
· Menekankan pada
ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu klasikal.
· Berorientasi pada
hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
· Penyampaian dalam
pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
· Sumber belajar
bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur
edukatif.
· Penilaian
menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian
suatu kompetensi.
Kelebihan dari kurikulum 2004 :
- Guru sebagai fasilitator.
- Mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.
·
Bentuk
pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran
memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik.
Kekurangan dari kurikulum 2004 :
- Kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.
·
Konsep KBK
sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk merancang pembelajaran secara
berkelanjutan.
8.
Kurikulum 2006
Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang
diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan
bentuk implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang
perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,
yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan,
(4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana,
(6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian
pendidikan.
Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan
kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum
operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
Ciri-ciri kurikulum
2006 :
- Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.
- Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
- KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
- Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
- Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
Kelebihan dari
kurikulum 2006 :
- Guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada.
- Siswa sebagai pusat pembelajaran.
- Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan.
- Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
- Berpusat pada siswa.
- Menggunakan berbagai sumber belajar.
- kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan.
Kekurangan
dari lurikulum 2006 :
- Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan sekolah.
- Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP .
- Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif baik kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan.
- Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untukmendapatkan tunjangan profesi.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Sudah bukan hal baru lagi bagi kita bangsa Indonesia
dalam mengkaji dan memperdebatkan tentang problematika kurikulum di Indonesia.
Karena kondisi perkembangan pendidikan di Indonesia, bahkan mungkin di belahan
negara lain mengalami problem yang sama. Secara tidak langsung pendidikan
tersebut mampu menyepadani dengan tuntutan kondisi zaman yang berkembang begitu
cepat. Apalagi disertai dengan perkembangan arus informasi dan teknologi, tidak
bisa tidak, kondisi seperti ini akan menuntut perubahan dalam pendidikan. Di
mana hal itu nantinya akan berefek kepada perubahan kurikulum.
Berkaitan dengan perubahan, pembaharuan dan perbaikan
pendidikan (kurikulum) membutuhkan peran serta berbagai pihak. Akan tetapi hal
itu tidak sampai mengesampingkan antara satu pihak dengan pihak lain. Agar
dalam mewujudkan perubahan dan pembaharuan dapat sejalan dengan baik, serasi
dan harmonis. Sehingga apa yang menjadi tujuan yang telah ditentukan dapat
tercapai.
Menurut, S. Nasution (dalam Jumari (2007) menyebutkan bahwa
perubahan kurikulum mengikuti dua prosedur, yaitu Administrative approach dan
grass roots approach. Administrative approach, yaitu suatu
perubahan atau pembaharuan yang direncanakan oleh pihak atasan untuk kemudian
diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru, jadi from
the top down, dari atas ke bawah, atas inisiatif para administrator. Yang
kedua, grass roots approach, yaitu yang dimulai dari akar, from
the bottom up, dari bawah ke atas, yakni dari pihak guru atau sekolah
secara individual dengan harapan agar meluas ke sekolah-sekolah lain.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hamalik (2003: 19) menyebutkan bahwa dalam
perubahan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
- Tujuan filsafat pendidikan nasional yang dijadikan yang dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
- Sosial budaya yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
- Keadaan lingkungan (interpersonal, kultural, biokologi, geokologi).
- Kebutuhan pembangunan POLISOSBUDHANKAM
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan sistem nilai dan kemanusiaan serta budaya bangsa.
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa
perubahan kerikulum dari tahun ketahun menunjukkan kemajuan yang cukup baik
jika diihat dari kontektual. Namun hal itu tidak seiring dengan kenyataan di
lapangan. Keadaan pendidikan mulai saat perubahan kurikulum pertama kali hingga
saat ini, kalau boleh saya bilang kurikulumm Indonesia masih berjalan di Tempat
artinya tidak berkembang hal bisa dibuktikan dengan data yang menunjukkan
pperingkat Indonesia masih berada pada No 62 dari 130 negara yang ada. Hal ini merupakan PR bagi pemerintah bagaimana langkah yang harus
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
§
Hamalik,
Oemar. 2003. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
§ Nasution. 1999. Asas – asas kurikulum.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
§ Jumari, kang. 2007. http://
kangjumari.blogspot.com/27/12/kurikulum-di-indoonesia-pembahuruan.html. rabu. 19 Oktober 2011.
§ Dwitagama,dedi.2007.http//kesadaransejarah.blogspot.com./2007/11/kurikulum-pendidikan-kita.
Html. Rabu 19
Oktober 2011.
§ Mulyasa, E.2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik,, Implementasi dan
Inovasi. Bandung: Remaja Rosdakaraya.
0 komentar:
Posting Komentar